SULUH POS ■ Tak ada yang menyangka bahwa pekerja penambal jalan rusak yang ada di beberapa titik dan sejumlah ruas jalan di Kabupaten Pemalang ini adalah pekerja tidak resmi.
Pasalnya, banyak pengendara yang lewati jalan rusak beranggapan bahwa bapak yang satu ini adalah pekerja resmi dari Dinas PU. Ternyata anggapan itu salah.
Namun aksi Mr X, dalam memperbaiki jalan rusak tak perlu diragukan lagi. Berbekal pengetahuan yang dimiliki dan peralatan seadanya dia sangat lihai menutup lubang jalan yang rusak akibat hujan, seperti saat ini.
"Setahu saya, bapak itu (Mr X) bukan pekerja dari dinas PU, tapi warga biasa. Dia memang rajin menambal jalan-jalan yang rusak. Karena kepeduliannya itulah banyak juga pengendara dan pengguna jalan yang iba, lalu memberi tip atau saweran. Jadi yang menggaji dan memberi makan bapak itu ya pengguna jalan," kata Imam, warga Desa Siremeng, Pulosari Pemalang, hari ini (12/3).
Informasi yang diperoleh, aksi warga Desa Siremeng, Pulosari Pemalang tersebut murni bentuk kepeduliannya terhadap fasilitas jalan rusak.
Uniknya, dengan kerja keras dan kecerdikannya, Mr X ini bisa mempertahankan hidup dengan mengandalkan eksistensinya sebagai pahlawan jalan rusak.
"Terakhir kami bertemu beberapa minggu lalu, di Tanjakan pilar Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari perbatasan Ds Gombong, Kecamatan Belik," kata reporter Era Jateng melaporkan dari TKP.
Selain itu, Mr X ini juga terpantau sedang memperbaiki jalan di jalur alternatif Tegal - Puwokerto via obyek wisata air panas guci, juga bertepatan dengan jalur utama Moga - Pulosari - Belik, dekat dengan tempat tinggalnya.
"Orang ini sendirian memperbaiki tanjakan tersebut, tak seperti pak ogah atau sebutan lain, yang hanya mencari uang tanpa kerja, tapi orang ini keluar modal. Layaknya pekerja proyek jalan sungguhan, orang ini tambali lubang dengan cor sungguhan," imbuhnya.
Sayangnya saat hendak di wawancara, reporter Era Jateng merasa kesulitan menterjemahkan bahasa isyarat yang ia sampaikan, karena yang bersangkutan ternyata penyandang disabilitas (maaf, bisu). Oleh karena kami tidak mengetahui namanya, maka kami sebut sebagai Mr X.
Seorang tetangga dekatnya memberi keterangan, meskipun tidak semua orang bisa mengartikulasi bahasanya, namun orang tersebut tergolong supel, tak jarang pengguna jalan memberi upeti untuk menghargai jerih lelahnya, karena tahu kekurangan (cacat) yang di sandang, tapi punya kelebihan yang jarang dimilki orang lain.
"Sementara di saat kondisi infrastruktur jalan dalam kondisi baik semuanya, orang ini biasa di pakai tenaganya sebagai tenaga serabutan," ungkap tetangga dekatnya, mengahiri perbincangan.
( Himawan )
0 Komentar