Asahan | Cara Mengukur Kesegaran Ikan dan Alatnya, Langkah yang utama yang harus kita ketahui adalah Ikan yang baik atau bergizi adalah ikan yang masih segar, sehingga ikan yang segar yang di cari dan disukai oleh para konsumen. Penanganan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk tetap menjaga mutu kesegaran dari ikan itu sediri, makin lama ikan atau daging berada pada udara terbuka maka semakin menurun kualitas kesegarannya. Kesegaran dari pada ikan merupakan tolak ukur ikan itu baik atau buruk. Ikan dapat dikatakan segar apabila perubahan-perubahan biokimiawi, mikrobiologik, dan fisikawi belum menyebabkan kerusakan berat pada tampilan fisik ikan.
Dalam
kesempatan ini seperti halnya yang dilakukan oleh Persoel Bintara Pembina Desa
(Babinsa) Koramil 08/Pulau Buaya jajaran Kodim 0208/Asahan Kopda Agung Wijaya turun
kewilayah binaan untuk melaksanakan kegiatan Kemampuan Teritorial (Puanter) di
Kantor Laboratorium Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Balai Asahan, kegiatan ini
merupakan rutinitas Babinsa untuk melakukan pengecekan data analis dalam
menilai mutu ikan yang akan dikirim, tujuannya agar ikan-ikan yang dikonsumsi
manusia harus lolos uji minimal dari uji organoleptik, sehingga ikan-ikan yang
dikirim aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, bersama dengan Bapak Firmansyah dan
Bapak Nando, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Desa Bagan Asahan
Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan, Rabu (16/10/2024).
Dalam
kesempatan ini Babinsa Kopda Agung Wijaya mengatakan, dalam kunjungan tersebut
untuk belajar dan mengenali terlebih dahulu parameter-parameter untuk
menentukan kesegaran ikan terdiri atas beberapa faktor yaitu, Faktor Fisikawi, Faktor
Kimiawi, Faktor Mikrobiologik, Faktor Sensorik/Organoleptik. Terdapat 4 kelas
mutu ikan Fase Prima (kesegaran ikan masih baik sekali). Fase Advanced
(kesegaran ikan masih baik). Fase Sedang (kesegaran ikan sudah mulai mundur). Fase
Mutu Rendah/Jelek (ikan sudah tidak segar lagi/busuk).
Parameter-parameter
Fisikawi Cara Mengukur Kesegaran Ikan dan Alatnya Kenampakan Luar, Cerah,
tidak suram (segar) karena perubahan biokimiawi belum terjadi, metabolisme
dalam tubuh ikan masih normal. Makin lama menjadi suram warnanya, berlendir
sebagai akibat berlangsungnya proses biokimiawi lebih lanjut dan berkembangnya
mikrobia. Kelenturan Daging Ikan. Ikan segar dagingnya cukup lentur, apabila
dibengkokkan akan kembali kebentuk semula. Kelenturan ini disebabkan belum
terputusnya benang-benang daging. Pada ikan yang telah busuk, sudah banyak
benang-benang daging yang sudah putus dan dinding-dinding selnya banyak yang
rusak.
0 Komentar