Simalungun | Demi pelestarian lingkungan dan ekosistem Danau Toba, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus menata dan penertibkan Keramba Jaring Apung (KJA) yang produksi ikannya mencapai 30.000 ton per tahun. Targetnya, sampai akhir 2023, produksi ikan cuma 10.000 ton saja setiap tahunnya. Ketua Tim Penataan KJA Danau Toba Binsar Situmorang mengatakan, penataan dan penertiban sedang dilakukan di KJA yang berada di tujuh kabupaten lingkar danau yaitu Toba, Samosir, Karo, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbanghasundutan dan Dairi. "Lagi penataan, seluruh kabupaten sudah disurati gubernur. Produksi 10.000 ton per tahun, sudah dialokasikan per kabupaten," kata Binsar, Jumat (17/6/2022). Penataan dan penertiban tidak hanya untuk KJA milik perorangan, yang dikelola perusahaan atau korporasi juga diberlakukan. "Sampai 2023, kalau tidak bisa membersihkan dan menertibkan, ada sanksinya," imbuhnya.
Dalam hal ini Komandan
Koramil (Danramil) 15/Dolok Pardamean Kapten Inf D Sembiring jajaran Kodim
0207/Simalungun dan anggotanya Personel BIntara Pembina Desa (Babinsa) bersama
dengan Forkofinca Dolok Pardamean turun kewilayah binaan untuk turut serta
melaksanakan kegiatan pembongkaran dan pemindahan KJA milik warga petani di pinggiran Danau Toba sesuai
dalam penerapan pembersihan KJA dalam meningkatkan potensi parawisata, bersama
dengan Camat Dolok Pardamean Bapak Rulianto Girsang Spi Msi, Danramil 15/Dolom
Pardamena Kapten Inf D Sembiring, Kapolsek AKP H Tampubolon, Kabid Trantib
Satpol PP Simalungun Bapak Fendi Raya Girsang dan para Petani KJA Tigaras,
kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Nagori Tigaras Kecamatan Dolok
Pardamean Kabupaten Simalungun, Kamis (22/09/2022).
Danramil mengungkapkan
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumut akan bekerja sama dengan pakar lingkungan
dari LIPI dan ITB untuk membahas layak atau tidak KJA dengan produksi 10.000
per tahun, kemudian mata pencarian pengganti untuk masyarakat yang
menggantungkan hidup dari keramba. "Kita tata, kita cari alih mata
pencariannya, apakah di bidang perikanan atau pertanian. Tidak kita korbankan
mereka, sama-sama kita jaga lingkungan lebih baik lagi. Kalau bisnis perikanan
pengen lebih besar, bagaimana danau kita, nanti lebih rusak. Ini harus kita
tata ulang," ujar Danramil.
Tak hanya itu, Danramil
juga enggan memberikan keterangan mengenai penataan khusus untuk acara Women 20
Summit yang akan diselenggarakan di Parapat, Kabupaten Simalungun, beliau mengimbau
masyarakat pemilik KJA untuk tidak mengotori danau. "Tidak ada penataan
khusus, tapi kita informasikan ada tamu 20 negara, tolong ini dijaga. Jangan
dikotori, jangan ada kesalahan teknis tidak mendukung," tutup Danramil.
0 Komentar