Simalungun | Komandan Kodim (Dandim) 0207/Simalungun Letkol Inf Hadrianus Yossy, S.B, S.I.Pem.,M.Han., turut serta menghadiri Acara Silaturrahim Tokoh dan Dialog Kebangsaan Refleksi Haul Ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Desa (Nagori) Jawa Tongah Kecamatan Hatonduan Kabupaten Simalungun, Rabu (07/09/2022).
Adapun Undangan yang
Hadir pada pelaksanaan acara Silaturrahim Tokoh dan Dialog Kebangsaan Refleksi
Haul Ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk tersebut Gubernur Sumatera
Utara (Edy Rahmayadi) dan Rombongan, Wapoldasu, Bupati Simalungun (RHS Radiapo
Sinaga) beserta SKPD Kabupaten Simalungun, Danrem 022/PT yang diwakili oleh
Pasirenproggar Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos., Dandim 0207/Simalungun
Letkol Inf Hadrianus Yossy, S.B, S.I.Pem.,M.Han., Tokoh Agama (Lintas Agama),
Alim Ulama Se-Kabupaten Simalungun, Ketua MUI Kabupaten Simalungun, Ketua MuI
Kota Pematangsiantar, Jamaah Pondok Persulukan Serambi Babussalam Simalungun
dan Tokoh Pemuda dan Pembangunan Simalungun.
Letkol Inf Hadrianus
Yossy, S.B, S.I.Pem.,M.Han., mengungkapkan peran ulama sangat penting artinya
dalam mendorong terciptanya harmonisasi umat manusia di dunia hingga tidak akan
terjadi konflik yang pada akhirnya berujung pada kehancuran, agama Islam
memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai penuntun hidup oleh
pemeluknya, agar umat tetap terpelihara harmonisasinya dalam
mengimplementasikan nilai-nilai luhur tersebut, jalan dialog kemanusiaan
sebagai cara untuk saling memahami, untuk mewadahi nuansa dialogis itu, peran
ulama sangat penting karena pada dasarnya ulama berperan strategis dalam
mendorong harmonisasi dunia, ini sangat strategis dan tentunya dapat membahas
lebih fokus berbagai hal tentang peran jaringan ulama dalam kajian keislaman mancanegara
maupun peradaban Islam serantau nusantara. "Saya sangat menyadari, peran
agama dapat memberikan kontribusi yang besar dan signifikan dalam pembangunan
bangsa yang sejahtera dan bermartabat maupun kehidupan antar bangsa di dunia,
terangnya.
Ditengah pergaulan
antar bangsa di dunia maupun dalam lingkup intern sesama anak bangsa dalam
suatu negara, pembinaan keagamaan menempati posisi strategis dan harus dikelola
secara cerdas dan arif. Sebab secara teoritis memang ada hubungan yang paralel
antara radikalisme agama dengan aksi kekerasan. Menurut dia, didalam kehidupan
keagamaan yang menjurus kepada radikalisme akan terkandung suatu program atau
pandangan yang berupaya kuat untuk menjadikan suatu tatanan sebagai ganti dari
tatanan yang sudah ada, untuk itu bentuk radikalisme dan fanatisme agama yang
amat sangat berlebihan yang dipraktekkan oleh sebagian umat diharapkan tidak
sampai menghadirkan ancaman bagi masa depan bangsa., tutupnya.
0 Komentar