Simalungun | Indonesia sebagai negara dengan mengkonsumsi beras cukup besar sampai dengan tahun 2015, telah membangun jaringan irigasi seluas 7,145,168 Ha. Hasil inventori tahun 2014 jaringan Irigasi tersebut telah mengalami kerusakan seluas 3,294,637 Ha (46,11%), dimana 1,141,084 Ha (15,97%) rusak berat, 1,203,246 Ha (16,84%) rusak sedang dan 950,307 Ha (13,3 %) rusak ringan. Kerusakan ini diakibatkan oleh karena gangguan alam, umur konstruksi dan kurang optimalnya pengelolaan irigasi terhadap infrastruktur irigasi. Keadaan demikian kalau dibiarkan terus dapat mengganggu keamanan ketahanan pangan nasional, yang berakibat pada stabilitas masa depan bangsa.
Dalam hal ini seperti halnya yang
dilakukan oleh Personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 07/Pasar Baru
jajaran Kodim 0207/Simalungun Serma Temu
bersama rekannya turun kewilayah binaan untuk turut serta melaksanakan
kegiatan Gotong royong bersama warga dalam rangka perbaikan tanggul bendungan
irigasi yang rusak akibat debit air yang tinggi sepanjang 30 meter bersama
dengan Pengulu Nagori Huta Parik Bapak Aidil Safira, UPTD Perairan Ujung Padang Bapak Gansar,
Bhabinkamtibmas Aipda Surya Admaja dan seluruh Pok Tani dan Masyarakat Petani,
kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Nagori Huta Parik Kecamatan
Ujung Padang Kabupaten Simalungun, Sabtu (15/01/2022).
Pada kesempatan tersebut Babinsa Serma
Temu mengungkapkan sebagian besar studi berkesimpulan bahwa penyebab utama
adalah lemahnya kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) yang dilakukan oleh
pengelola irigasi. Beberapa pemerhati irigasi menggaris bawahi gejala ini bahwa
kelemahan dalam Rencana dan perencanaan teknis irigasi adalah masalah yang
besar, namun kelemahan dalam OP adalah masalah yang lebih besar, kunci
stabilitas masa depan Indonesia terletak pada kemampuannya untuk menjamin
ketahanan pangan dan keberhasilan pembangunan masyarakat pedesaannya, melihat
gejala ini semua pemangku kepentingan irigasi sepakat betapa pentingnya OP
dalam menjaga keberlanjuan irigasi, terang Babinsa Serma Temu.
Sistem seperti ini tentunya kurang
efisien. Akibat lemahnya Pengelolaan OP dan air irigasi yang sampai di sawah
dalam jumlah yang kurang memadai, sehingga mengakibatkan indek pertanaman (IP)
dan produktifitas pertanian rendah. Akhirnya produksi menurun dan
ujung-ujungnya pendapatan dan kesejahteraan petani berkurang. Hal ini tentunya
tidak boleh dibiarkan terus, karena kinerja irigasi merupakan pendukung utama
ketahanan pangan nasional, terangnya.
Dalam hal ini Babinsa Serma Temu
bersama-sama dengan warga Masyarakatmelaksanakan kegiatan Gotong royong bersama
warga dalam rangka perbaikan tanggul bendungan irigasi yang rusak akibat debit
air yang tinggi sepanjang 30 meter bersama dengan Pengulu Nagori Huta Parik
Bapak Aidil Safira, UPTD Perairan Ujung
Padang Bapak Gansar, Bhabinkamtibmas Aipda Surya Admaja dan seluruh Pok Tani
dan Masyarakat Petani, tutup Babinsa Serma Temu.
0 Komentar