Simalungun | Sebelum Pandemi Covid-19 pemerintah telah menggulirkan berbagai program jaminan sosial mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan sebagainya, Namun sayang di lapangan kita masih sering kali menemukan permasalahan tidak tepat sasarannya program-program tersebut. Sesungguhnya apabila kita memiliki data yang paling valid dan mutakhir terkait fakir miskin dan orang tidak mampu, tentunya permasalahan-permasalahan yang mencuat terkait distribusi dan penyaluran program jaminan sosial dapat diantisipasi.
Dalam hal ini seperti yang dilakukan
oleh Personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 14/Raya jajaran Kodim 0207/Simalungun Sertu
Abdullah turun kewilayah desa binaan untuk turut serta melaksanakan kegiatan
menghadiri musyawarah validasi data terpadu kesejahteraan sosial bersama dengan
Lurah Pematang Raya Jon Sarwedy Purba, Babinsa Sertu Abdullah, Babinkamtibmas
Aipda Joni S Purba, Perwakilan LPM Irvan J Saragih, Kepala Lingkungan dan Tokoh
masyarakat, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Aula Kelurahan Pematang
Raya Kecamatan Raya Kabupaten SImalungun, Selasa (19/04/2022).
Kegiatan Musyawarah Kelurahan Verifikasi
dan Validasi Data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Penanganan
Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu. Dengan diselenggarakanya kegiatan ini
diharapkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang merupakan data warga
Kelurahan Kassi yang berhak menerima bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial
Kabupaten Simalungun benar-benar tepat sasaran, Sehingga data terpadu kesejahteraan
sosial menjadi dasar acuan dalam melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial, oleh karena perlu dikelola dengan baik, akuntabel, dan berkelanjutan.
Seperti kita ketahui Bersama bahwa Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadi big data yang digunakan oleh
pemerintah dalam memberikan pelayanan jaminan sosial kepada masyarakat, Namun
pada faktanya tidak semua pemerintah daerah telah melakukan pemutakhiran data
melalui proses verifikasi dan validasi sebagaimana mestinya, Untuk itu upaya
perbaikan perlu kita dorong bersama dimulai dari komitmen kepala daerah dalam
bentuk pemenuhan anggaran dan SDM yang memadai, sehingga proses verifikasi dan
validasi yang dilakukan secara berjenjang dan berlapis tersebut dapat
terlaksana”. Pungkas Sertu
Abdullah.
0 Komentar